BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
The Transtheoretical Model menurut Prochaska dan Diclement,
1983 adalah suatu model yang integrative tentang perubahan perilaku. Kunci
pembangun dari teori lain yang terintegrasi. Model ini menguraikan bagaimana
orang-orang memodifikasi perilaku masalah atau memperoleh suatu perilaku yang
positif dari perubahan perilaku tersebut.
Model ini adalah suatu perubahan yang disengaja untuk
mengambil suatu keputusan dari individu tersebut. Model melibatkan emosi,
pengamatan dan perilaku, melibatkan pula suatu kepercayaan diri.
Catatan/Kertas ini akan mempertunjukkan aplikasi dari
Transtheoretical Model itu. Model telah sebelumnya berlaku untuk suatu perilaku
masalah yang luas. Ini meliputi perhentian merokok, latihan, diet rendah yang
gemuk, radon/radium yang menguji, alkohol menyakititi, berat/beban
mengendalikan, kondom gunakan untuk perlindungan HIV, perubahan keorganisasian,
penggunaan dari sunscreens untuk mencegah kanker kulit, obat/racun menyakititi,
pemenuhan medis, mammography menyaring, dan menekan manajemen. Dua dari
aplikasi ini akan diuraikan secara detil, merokok manajemen tekanan dan
perhentian. Yang terdahulu menghadirkan area yang dengan baik diteliti di mana
berbagai test dari model ada tersedia dan intervensi efektif didasarkan pada
model telah dikembangkan dan dievaluasi di berbagai percobaan/pengadilan yang
klinis. Yang belakangan menghadirkan suatu area permasalahan di mana riset yang
didasarkan pada Transtheoretical Model adalah di langkah-langkah yang
perkembangan.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah:
1.
Penegertian the transtheoritical model.
2.
Proses the transtheoritical.
C.
TUJUAN
Berdasarkan
rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Menjelaskan pengertian The Transtheoretical Model.
2.
Menjelaskan proses dari The Transtheoretical Model.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Model tranteortical adalah suatu
model yang diterapkan untuk menilai kesiapan seorang individu untuk bertidak
atas perilaku sehat yang baru dan memberikan strategi atau proses perubahan
untuk memandu setiap individu melalui tahapan perubahan untuk bertindak dalam
pemeliharaan kesehatan.
Model Transtheoretical adalah model
perubahan yang disengaja. Ini adalah model yang berfokus pada pengambilan
keputusan individu. pendekatan lain untuk promosi kesehatan telah berfokus
terutama pada pengaruh sosial terhadap perilaku atau pengaruh biologis terhadap
perilaku. Untuk merokok, sebuah contoh dari pengaruh sosial akan menjadi model
pengaruh peer (Flay, 1985) atau perubahan kebijakan (Velicer, Laforge,
Levesque, & Fava, 1994). Contoh pengaruh biologis akan model pengaturan
nikotin (Leventhal & Cleary, 1980; Velicer, Redding, Richmond, Greeley,
& Swift, 1992) dan terapi penggantian (Fiore. Smith, Jorenby, & Baker,
1994). Dalam konteks Model Transtheoretical, ini dipandang sebagai pengaruh
luar, berdampak melalui individu.
Model ini melibatkan emosi, kognisi, dan perilaku. Ini
melibatkan kepercayaan pada diri-laporan. Misalnya, dalam berhenti merokok,
laporan diri telah terbukti sangat akurat (Velicer, Prochaska, Rossi, &
Snow 1992). pengukuran yang akurat memerlukan serangkaian item jelas bahwa
individu dapat merespon secara akurat dengan sedikit kesempatan untuk distorsi.
Pengukuran isu sangat penting dan salah satu langkah penting untuk aplikasi
model melibatkan pengembangan langkah-langkah pendek, handal, dan berlaku dari
kunci konstruksi.
Makalah ini akan menunjukkan aplikasi Model
Transtheoretical. Model ini sebelumnya telah diterapkan pada berbagai masalah
perilaku. Ini termasuk berhenti merokok, olahraga, diet rendah lemak, pengujian
radon, penyalahgunaan alkohol, mengontrol berat badan, penggunaan kondom untuk
perlindungan HIV, perubahan organisasi, penggunaan tabir surya untuk mencegah
kanker kulit, penyalahgunaan obat, kepatuhan medis, skrining mamografi, dan
manajemen stres. Dua aplikasi ini akan diuraikan secara rinci, berhenti merokok
dan manajemen stres. Yang pertama merupakan area yang diteliti di mana tes
beberapa model intervensi tersedia dan efektif berdasarkan model telah
dikembangkan dan dievaluasi dalam beberapa uji klinis. Yang terakhir ini
merupakan bidang masalah dimana penelitian berdasarkan Model Transtheoretical
berada pada tahap formatif.yang lebih besar di bawah.
B.
Proses Transtheoretical Model
Kemunduran terjadi ketika individu
berbalik ke suatu lebih awal langkah perubahan. Berbuat tidak baik lagi adalah
satu format dari kemunduran, menyertakan kemunduran dari Maintenance atau
Action [bagi/kepada] suatu langkah yang lebih awal. Bagaimanapun, orang-orang
dapat mundur dari langkah apapun pada suatu langkah yang lebih awal. Berita
yang tidak baik adalah itu berbuat tidak baik lagi menuju ke sebagai aturan
ketika tindakan dikira kebanyakan permasalahan perilaku kesehatan. Berita
gembira adalah itu untuk merokok dan latihan hanya sekitar 15% dari orang-orang
mundu di semua jalan langkah Precontemplation. Mayoritas yang luas mundur ke
Preparation atau Contemplating.
1. Precontemplation
1. Precontemplation
Langkah dimana orang-orang tidak mempunyai niat untuk
bertindak dimasa depan yang dapat diduga pada umunya 6 bulan ke depan.
Orang-orang yang mungkin termasuk di langkah ini adalah mereka yang tidak
diberitahu tentang konsekuensi dari perilaku mereka. Mereka bersifat menentang
atau tanpa motivasi atau mempersiapkan promosi kesehatan.
Untuk individu seperti ini program promosi kesehatan
tradisional sering tidak dirancang sesuai dengan keputusan mereka.
Pada tahap precontamplation menuju ke contamplation melalui
proses :
1.
Peningkatan kesadaran : memberikan informasi.
2.
Dramatic relief : adanya reaksi seara emosional
3. Environmental reevaluation :
mempertimbangkan pandangan ke lingkungan.
2. Contemplation / Perenuangan.
Orang-orang berniat untuk merubah ke 6 bulan berikutnya.
Mereka sadar akan pro menguvbah perilaku tetapi juga sangat sadar akan
memberdayakan. Tahapan ini menyeimbangkan anatara biaya dan keuntungan untuk
menghasilkjan 2 sifat bertentangan yang dapat menyimpan dalam periode lama.
Belum membuat keputusan yang tepat suatu reaksi. Pada tahap
contemplation ke preparation melalui proses :
Self-reevaluation : penilaian kembali pada
diri sendiri.
3.
Preparation / Persiapan.
Langkah dimana orang-orang berniat untuk mulai bertindak di
masa mendatang. Secara khas mereka mengambil keputusan penting dari masa yang
lalu. Individu ini mempunyai suatu rencana kegiatan seperti sambungan suatu
kelas pendidikan kesehatan, bertemu dengan dokter mereka, membeli suatu buku
bantuan diri atau bersandar pada suatu perubahan.
Pada tahap preparation ke action
melalui proses : self liberation
4. Action/ Tindakan
4. Action/ Tindakan
Langkah dimana orang sudah memodifikasi spesifik antara
pikiran dengan perilaku. Banyaknya anggapan tindakan sama dengan perilaku.
Namun dalam model ini perilaku tidak menghitung semua tindakan. Langkah action
adalah juga langkah dimana kewaspadaan melawan terhadap berbuat tidak baik lagi
adalah kritis.
Mulai aktif berperilaku yang baru.
Mulai aktif berperilaku yang baru.
Pada tahap action ke maintenance melalui proses :
1.
Contingency management : adanya penghargaan, bisa berupa
punishment juga.
2.
Helping relationship : adanya dorongan / dukungan dari orang
lain untuk mengubah perilaku.
3.
Counter conditioning : alternatif lain dari suatu perilaku.
4.
Stimulus control : aadanya control pengacu untuk merubah
perilaku.
5. Maintenance / Pemeliharaan
Dimana orang-orang sedang aktif untuk mencegah berbuat tidak
baik lagi tetapi mereka tidak menggunakan proses perubahan sering seperti halnya
orang-orang dalam perang. Suatu langkah yang mana diperkirakan untuk terakhir.
Ketika hasil dari maintenance positif / dapat mengubah perilaku yang lebih baik
maka akan terjadi termination / perhentian.
Ketika setelah maintenance terjadi relaps maka bisa kembali
pada tahap contemplation-preparation-action-maintence. Tidak lagi kembali ke
Precontemplation, karena sudah ada kesadaran / niat.
Transtheoretical Model mengusulkan satu set membangun format
itu adalah suatu ruang hasil multivariate dan meliputi ukuran yang adalah
sensitif untuk maju di seluruh langkah-langkah. Ini membangun meliputi yang pro
dan kontra dari Decisional Balance Scale, Temptation atau Self-efficacy, dan
perilaku target. Suatu lebih terperinci presentasi dari aspek/pengarah ini pada
model disajikan di tempat lain ( Velicer, Prochaska, Rossi, & Diclemente,
1996). Decisional
Balance. Decisional Balance membangun cerminan individu yang menimbang dari
baik buruknya dari mengubah. Berasal dari model Mann’s dan Janis dari
pengambilan keputusan ( Janis dan Mann, 1985) itu mencakup empat kategori dari
pro ( laba yang sebagai penolong/musik untuk persetujuan dan orang lain dan
diri untuk yang lain dan diri sendiri).
Empat kategori dari memperdayakan adalah biaya-biaya sebagai
penolong/musik ke penolakan dan yang lain dan diri dari yang lain dan diri.
Bagaimanapun, suatu test yang empiris dari model mengakibatkan suatu banyak
struktur yang lebih sederhana. Hanya dua faktor, yang pro dan contra, ditemukan
( Velicer, DiClemente, Prochaska, & Brandenberg, 1985). Dalam suatu
merindukan rangkaian dari studi ( Prochaska, et al. 1994), sebanyak ini; sekian
struktur yang lebih sederhana telah selalu ditemukan.
Self-Efficacy membangun menghadirkan keyakinan situasi yang
spesifik yang orang-orang mempunyai bahwa mereka dapat mengatasi situasi yang
resiko-tinggi tanpa relapsing kepada kebiasaan tak sehat atau yang
resiko-tinggi mereka. Situational Temptation Measure ( Diclemente, 1981, 1986; Velicer,
DiClemente, Rossi, & Prochaska, 1990) cerminkan intensitas dari himbauan
untuk terlibat dalam suatu perilaku yang spesifik ketika di tengah-tengah
situasi yang sulit. Itu ada di efek, sebaliknya dari kemajuan diri dan yang
sama satuan materi dapat digunakan untuk kedua-duanya ukuran, menggunakan
format tanggapan yang berbeda.
Situational Self-efficacy Measure tidak cerminkan keyakinan
dari individu untuk terlibat dalam suatu perilaku yang spesifik ke seberang
satu rangkaian situasi yang sulit.
Keduanya ukuran Temptation dan Self-efficacy mempunyai yang sama struktur ( Velicer et al., 1990). Di riset mereka secara khas temukan tiga faktor yang mencerminkan paling umum jenis mencoba situasi: hal negatif mempengaruhi atau kesusahan emosional, situasi sosial yang positif, dan permohonan.
Keduanya ukuran Temptation dan Self-efficacy mempunyai yang sama struktur ( Velicer et al., 1990). Di riset mereka secara khas temukan tiga faktor yang mencerminkan paling umum jenis mencoba situasi: hal negatif mempengaruhi atau kesusahan emosional, situasi sosial yang positif, dan permohonan.
Ukuran Temptation/Self-efficacy adalah terutama sekali
sensitif pada perubahan yang dilibatkan sedang dalam proses di langkah-langkah
yang kemudiannya adalah meramal yang baik dari berbuat tidak baik lagi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
The Transtheoretical Model mempunyai implikasi umum untuk semua
aspek dari implementasi dan pengembangan intervensi. Kita akan dengan singkat
menguraikan bagaimana berdampak pada di lima area : perekrutan, ingatan,
kemajuan, proses, dan hasil.
Transtheoretical Model adalah suatu model yang sesuai untuk
perekrutan dari suatu keseluruhan populasi. Intervensi yang tradisional sering
berasumsi bahwa individu adalah siap untuk suatu perubahan perilaku segera dan
yang permanen. Strategi perekrutan cerminkan asumsi dan, sebagai hasilnya, itu
hanya suatu proporsi yang sangat kecil dari populasi mengambil bagian. Di
kontras, Transtheoretical Model tidak membuat apapun asumsi tentang bagaimana
individu siap adalah untuk ubah. Untuk mengenali individu yang berbeda itu akan
berada di langkah-langkah yang berbeda dan intervensi sesuai itu harus
dikembangkan untuk semua orang. Sebagai hasilnya, daftar biaya pengiriman
barang-barang keikutsertaan yang sangat tinggi telah dicapai.
Transtheoretical Model dapat memudahkan suatu analisa dari
mekanisme mediational itu. Intervensi adalah nampaknya akan secara diferensial
efektif dengan membangun dan hubungan yang tergambar jelas, model dapat
memudahkan suatu analisa proses dan pemandu peningkatan dan modifikasi dari
intervensi itu.
Transtheoretical Model dapat mendukung suatu penilaian yang
lebih sesuai tentang hasil. Intervensi harus dievaluasi dalam hal dari dampak
mereka, yaitu perekrutan menilai kemanjuran. Intervensi yang didasarkan pada
Transtheoretical Model mempunyai potensi untuk mempunyai kedua-duanya adalah
suatu kemanjuran yang tinggi dan suatu tingkat tarif perekrutan yang tinggi,
dengan begitu secara dramatis meningkatkan potensi yang berdampak pada di
keseluruhan populasi dari individu dengan resiko kesehatan yang tingkah laku.
B.
Saran
Bagi kita tenaga kesehatan sangat penting bagi kita untuk
mengetahui model sepeti the transtheoritical untuk memberikan promosi kesehatan
bagi klien, keluarga, dan masyarakat yang kita layani. Karena dengan model ini
kita dapat memberikan promosi yang tepat.