A.
Peran Bidan
Bidan
mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Peran
bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah
masalah-masalah umum terjadi.
Peranan awal
bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
1.
Meyakinkan bahwa bayi memperoleh
makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.
2.
Membantu ibu sedemikian rupa
sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.
Wanita yang baru pertama kali melahirkan,
khususnya mereka yang belum pernah menyusui sebelumnya, membutuhkan dukungan
dan penenangan (dukungan emosional), mereka perlu diajari dasar penempelan yang
baik kepayudara sehingga bebas dari rasa sakit (dukungan praktis) dan mereka
juga membutuhkan informasi faktual tentang menyusui (dukungan informasi) dalam
bentuk tahapan sederhana dan teratur.
B.
Bidan dapat memberikan dukungan
dalam pemberian ASI, dengan :
1.
Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah
lahir selama beberapa jam pertama.
2.
Mengajarkan cara merawat payudara
yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul.
3.
Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi
ASI.
4.
Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang
sama (rawat gabung).
5.
Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
6.
Memberikan kolustrum dan ASI saja.
7.
Menghindari susu botol dan “dot empeng”.
Membiarkan
bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama. Bayi
mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi
menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan
peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan
ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu, dapat
membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal
mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir.
C.
Membantu ibu pada waktu pertama kali
menyusui.
Segera susui
bayi maksimal setengah jam pertama setelah persalinan. Hal ini sangat penting
apakah bayi akan mendapat cukup ASI atau tidak. Ini didasari oleh peran hormon
pembuat ASI, antara lain hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan
menurun setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta.
Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI yang ada pada alveoli, lobus serta duktus yang berisi ASI yang dikeluarkan melalui putting susu.
Apabila bayi tidak menghisap putting susu pada setengah jam setelah persalinan, hormon prolaktin akan turun dan sulit merangsang prolaktin sehingga ASI baru akan keluar pada hari ke tiga atau lebih. Hal ini memaksa bidan memberikan makanan pengganti ASI karena bayi yang tidak mendapat ASI cukup dan akan membuat bayi rewel.
Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI yang ada pada alveoli, lobus serta duktus yang berisi ASI yang dikeluarkan melalui putting susu.
Apabila bayi tidak menghisap putting susu pada setengah jam setelah persalinan, hormon prolaktin akan turun dan sulit merangsang prolaktin sehingga ASI baru akan keluar pada hari ke tiga atau lebih. Hal ini memaksa bidan memberikan makanan pengganti ASI karena bayi yang tidak mendapat ASI cukup dan akan membuat bayi rewel.
D.
Memberikan ASI pada bayi sesering
mungkin.
Pemberian
ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi disusui sesuai dengan
keinginannya (on demand). Bayi dapat menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang
sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung
akan kosong dalam 2 jam. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik,
karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya.
E.
Memberikan kolostrum dan ASI saja.
ASI dan kolostrum
merupakan makanan yang terbaik untuk bayi. Kandungan dan komposisi ASI sangat
sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing. ASI dari ibu yang
melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan prematur dan juga sebaliknya ASI
dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai dengan kebutuhan bayi
cukup bulan juga.
Kolostrum
merupakan cairan kental kekuning-kuningan yang dihasilkan oleh alveoli payudara
ibu pada periode akhir atau trimester ketiga kehamilan. Kolostrum dikeluarkan
pada hari pertama setelah persalinan, jumlah kolostrum akan bertambah dan
mencapai komposisi ASI biasa/matur sekitar 3-14 hari. Dibandingkan ASI matang,
kolostrum mengandung laktosa, lemak, dan vitamin larut dalam air (vitamin B dan
C) lebih rendah, tetapi memiliki kandungan protein, mineral dan vitamin larut
dalam lemak (vitamin A,D,E,K), dan beberapa mineral (seperti seng dan sodium)
yang lebih tinggi. Kolostrum juga merupakan pencahar untuk mengeluarkan
meconium dari usus bayi dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi bagi makanan
yang akan datang.
F.
Menghindari susu botol dan “dot
empeng”.
Secara
psikologis, bayi yang disusui oleh ibunya sejak dini sudah terlatih bahwa untuk
mendapatkan sesuatu harus ada usaha yang dilakukan, semakin kuat usaha yang
dilaksanakan maka semakin banyak yang diperoleh. Berbeda dengan bayi yang
menggunakan susu botol dan kempengan, dari awal sudah membiasakan bayi dengan
menyuapi. Kebiasaan ini akan membentuk pribadi anak menjadi malas dan kurang
berusaha, sehingga sangat merugikan bayi yang akhirnya bayi akan mengalami
bingung puting, ini terjadi bila bayi pada saat menyusui bersikap pasif
(menunggu tetesan ASI), sedangkan ASI tidak akan keluar. Pada akhirnya bayi
kecewa dan menyusu dengan berkali-kali melepas isapan atau terputus-putus
seperti menyusu pada botol sedangkan mekanisme menghisap botol atau kempengan
berbeda dari mekanisme menghisap putting susu pada payudara ibu.
1. Biarkan bayi
bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama beberapa jam
pertama :
a. Membina
hubungan/ikatan disamping bagi pemberian ASI.
b. Memberikan
rasa hangat dengan membaringkan dan menempelkan pada kulit ibunya dan
menyelimutinya.
2. Tujuan
pemberian ASI sedini mungkin atau early initiation adalah :
a. Menjaga
kehangatan bayi
b. Bayi
diletakkan di antara payudara ibu
c. Mulai
menyusu pada payudara kanan
d. Rangsangan
ikatan batin yang sakit
e. Menyenangkan
hati suami
Segera susui
bayi maksimal setengah jam pertama setelah persalinan. Hal ini sangat penting
apakah bayi akan mendapat cukup ASI atau tidak. Ini didasari oleh peran hormon
pembuat ASI, antara lain hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan
menurun setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta.
Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI yang ada pada alveoli, lobus serta duktus yang berisi ASI yang dikeluarkan melalui putting susu.
Apabila bayi tidak menghisap putting susu pada setengah jam setelah persalinan, hormon prolaktin akan turun dan sulit merangsang prolaktin sehingga ASI baru akan keluar pada hari ke tiga atau lebih.
Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI yang ada pada alveoli, lobus serta duktus yang berisi ASI yang dikeluarkan melalui putting susu.
Apabila bayi tidak menghisap putting susu pada setengah jam setelah persalinan, hormon prolaktin akan turun dan sulit merangsang prolaktin sehingga ASI baru akan keluar pada hari ke tiga atau lebih.
G.
Nasehat praktis untuk ibu menyusui
1. Dukungan Psikologis
Untuk menyusui lebih
berhasil, ibu perlu rasa percaya diri
·
Ibu harus yakin bahwa
dapat menyusui dan memberikan ASI
untuk bayinya, dan perlu di ingat produksi ASI tidak tergantung besar kecilnya
payudara.
·
Suami, keluarga dekat dan petugas kesehatan
sangat diperlukan untuk memberikan dukungan psikologis.
2.
Yang Harus diperhatikan dalam
pemberian ASI
·
Susui bayi segera dalam
30 menit pertama setelah lahir
·
Berikan kolostrum
·
Hindari pemberian
minuman semacam air gula, aqua dan sejenisnya
·
Susui bayi pada kedua
payudara anda secara bergantian
·
Hanya ASI yang
diberikan selama 4-6 bulan
·
Berikan ASI tanpa
jadwal
·
Makanan pendamping ASI
diberikan pada umur 4-6 bulan secara bertahap
·
Menyusui sampai usia 2
tahun, penyapihan dilakukan secara bertahap
3. Teruskan
menyusui walau ibu / anak sakit, kecuali sakit berat atau atas anjuran
tenaga kesehatan.
·
Perhatikan asupan gizi
ibu menyusui
·
Kalau ibu bekerja,
berikan ASI sebelum dan sesudah pulang kerja
H.
Cara Menyusui Pada Ibu
Yang Bekerja
Seringkali ibu-ibu bekerja mengalami
dilema antara ingin memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dengan memberikan
susu formula. Dengan alasan yang klasik ibu-ibu bekerja memilih untuk
memberikan susu formula kepada bayinya. Padahal kita tetap bisa memberikan ASI
Exclusife untuk bayi kita. Ada berbagai cara untuk memberikan ASI untuk bayi
kita. Disini diuraikan mengenai bagaimana kita dapat
mengelola ASI dengan berbagai jenis alat bantu. Dengan sedikit bersusah payah
kelak ibu dan anak dapat memperoleh manfaat yang besar.
1. Memeras ASI dengan tangan
Semua ibu harus belajar memeras ASI. Ibu dapat mulai
belajar selama kehamilan dan dapat menerapkannya segera setelah melahirkan.
Memeras dengan tangan tidak memerlukan alat bantu sehingga seorang wanita dapat
melakukannya dimana saja dan kapan saja. Memeras dengan tangan mudah dilakukan
bila payudara lunak. Lebih sulit lagi bila payudara sangat terbendung dan
nyeri.
Cara memeras ASI dengan tangan
·
Siapkan cangkir,
gelas atau mangkuk yang sangat bersih. Cuci dengan air sabun dan keringkan
dengan tissue/lap yang bersih. Tuangkan air mendidih ke dalam cangkir dan
biarkan selama beberapa menit. Bila sudah siap untuk memeras ASI, buang air
dari cangkir.
·
Cuci tangan dengan
seksama
·
Letakkan cangkir
di meja atau pegang dengan satu tangan lain untuk menampung ASIP.
·
Badan condong ke
depan dan sangga payudara dengan tangan
·
Letakkan ibu jari
sekitar areola di atas puting susu dan jari telunjuk pada areola di bawah
puting susu.
·
Pijat ibu jari dan
telunjuk ke dalam menuju dinding dada.
·
Sekarang pijat
areola di belakang puting susu di antara jari dan ibu jari. Ibu harus memijat
sinus laktiferus di bawah areola.
·
Tekan dan lepas,
tekan dan lepas. Pada mulanya tidak ada ASI yang keluar, tetapi setelah diperas
beberapa kali, ASI mulai menetes. ASI bisa juga memancar bila refleks
pengeluaran aktif.
·
Peras areola
dengan cara yang sama dari semua sisi agar yakin ASI diperas dari semua segmen
payudara.
·
Jangan memijat
puting susu itu sendiri. Jangan menggerakkan jari sepanjang puting susu.
Menekan atau menarik puting susu tidak dapat memeras ASI. Ini merupakan hal
yang sama terjadi bila bayi mengisap dari puting susu saja.
2.
Memeras ASI dengan Pompa listrik
Pompa listrik ASI lebih efisien dan cocok bagi
pemakaian di rumah sakit. Tetapi, semua pompa mudah membawa infeksi. Hal ini
sangat berbahaya bila lebih dari satu ibu menggunakan pompa yang sama.
3.
Cara botol hangat
Ini
merupakan teknik yang bermanfaat untuk menghilangkan bendungan, terutama bila
payudara sangat nyeri dan puting susu tegang. Cara menggunakan teknik botol
hangat adalah:
·
Cari botol besar
(misalnya berukuran 1 liter, 700 ml, atau 3 liter) dengan leher lebar (bila
mungkin).
·
Mintalah keluarga
untuk memanaskan sejumlah air dan isilah botol dengan air panas. Biarkan
beberapa menit, untuk menghangatkan kaca botol.
·
Bungkus botol
dengan kain dan buang air panas.
·
Dinginkan leher
botol dan masukkan ke dalam puting susu sampai menyentuh kulit di sekelilingnya
dengan ketat.
·
Pegang kuat botol
tersebut, setelah beberapa menit botol mendingin dan menimbulkan isapan lembut
maka akan menarik puting susu.
·
Rasa hangat
membantu refleks pengeluaran, dan ASI mulai mengalir dan mengisap botol.
Kadang-kadang bila wanita pertama kali merasa isapan ini, ia akan kaget dan
menarik botol. Sehingga harus ditaruh lagi air panas dalam botol dan mulai
kembali.
·
Setelah beberapa
saat, nyeri pada payudara berkurang dan memeras dengan tangan atau isapan sudah
bisa dilakukan.
I.
Cara Penyimpanan ASI Perah
Jika ruangan 'tidak ber-AC, tidak
lebih dari 4 jam, jika ruangan ber-AC, bisa sampai 6 jam. Perlu diingat suhu
ruangan tersebut harus stabil, Segera simpan ASI di lemari es setelah dipompa.
ASI yang disimpan dalam lemari es dapat bertahan sampai delapan hari. Tapi,
syaratnya ASI disimpan dalam ruangan terpisah dari bahan makanan lain yang ada
di lemari es tersebut, Jika lemari es tidak memiliki ruangan terpisah untuk
menyimpan botol ASI, sebaiknya ASI jangan disimpan lebih dari 3x24 jam.
Dapat juga membuat ruangan terpisah
dengan cara menempatkan botol ASI dalam wadah plastik yang besar, ASI hasil
pompa dapat disimpan dalam freezer biasa sampai tiga bulan. Simpan ASI dalam
botol yang telah disterilkan terlebih dahulu, Botol yang paling baik sebetulnya
adalah yang terbuat dari gelas atau kaca. Jika terpaksa menggunakan botol
plastik, pastikan plastiknya kuat ketika direndam dalam air panas, Jangan lupa
bubuhkan label setiap kali akan menyimpan botol ASI, cantumkan tanggal dan jam
ASI dipompa atau diperas, Simpan ASI di dalam botol yang tertutup rapat, jangan
pergunakan dot. Sebab ada peluang untuk berinteraksi dengan udara.
J.
Cara
Memberikan ASI Perah
Panaskan ASI dengan cara membiarkan
botol dialiri air panas yang bukan mendidih dan keluar dari keran, Atau
merendam botol di dalarn baskom/mangkuk yang berisi air panas atau bukan
mendidih. Sesuaikanlah jumlah susu yang dipanaskan dengan kebiasaan bayi
meminum ASI. Itu penting agar susu tidak terbuang percuma, Susu yang sudah
dipanaskan tidak bisa disimpan lagi.
K.
Beberapa
Tips untuk ASI Perah
Peras atau pompa ASI setiap 3-4 jam
sekali secara teratur agar produksi ASI tetap terjaga, Pilih waktu di pagi hari
yang biasanya payudara dalam keadaan paling penuh terisi, Sterilkan seluruh
peralatan yang akan dipergunakan.
Pompa payudara sebaiknya dibersihkan
segera setelah dipergunakan agar sisa susu tidak mongering dan menjadi sulit
dibersihkan. Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah susu, Cuci
tangan dengan sabun, sedangkan payudara dibersihkan dengan air, Sebelum
memulai, minumlah segelas air disarankan minum minuman hangat- agar membantu
menstimulasi payudara. Saat memerah ASI, ibu harus dalam kondisi yang santai.
Kondisi psikologis ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif,
Lakukan perawatan payudara, seperti pemijatan payudara dan kompres air hangat
& air dingin bergantian.