BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Promosi kesehatan menurut WHO
adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk meningkatkan kontrol dan
mengembangkan kesehatan mereka.
Promosi kesehatan (pender, 1996)
adalah pemberian motivasi untuk mencegah timbulnya penyakit, deteksi dini,
menjaga keseimbangan fungsi tubuh dengan membatasi adanya penyakit.Selama 20
tahun terakhir, ada beberapa perbedaan pendapat tentang cara yang terbaik untuk
promosi kesehatan. Promosi kesehatan tradisional, dibuat untuk merubah perilaku
individu kearah gaya hidup yang lebih sehat dengan cara individu merasa nyaman
dengan lingkungannya (Gillies, 1998)
Seks bebas merupakan hubungan yang
dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Perilaku
seks bebas yang terjadi pada remaja dapat disebabkan oleh kurangnya perhatian
orang tua terhadap anak yang disebabkan karena kesibukan masing-masing sehingga
anak tidak memperoleh pengetahuan tentang seks bebas dari orang tua dan oleh
sebab itulah kadang kala anak terjerumus pada pergaulan yang salah. Perilaku
seks bebas juga dapat terjadi jika remaja kurang mempunyai pemikiran yang
matang untuk berbuat sesuatu ditambah lagi karena dorongan dari teman sebaya.
Kadang teman mempunyai pengaruh yang buruk dan memaksa mencoba sesuatu yang
baru sehingga mereka mencoba melakukan hubungan seks dengan lawan jenis tanpa
memikirkan akibat yang akan terjadi.
Sampai saat ini masalah seksualitas
selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan
karena permasalahan seksual telah menjadi suatu hal yang sangat melekat pada
diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk hidup, karena
dengan seks makhluk hidup dapat terus bertahan menjaga kelestarian
keturunannya.
Pada masa remaja rasa ingin tahu
terhadap masalah seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan baru yang
lebih matang dengan lawan jenis. Padahal pada masa remaja informasi tentang
masalah seksual sudah seharusnya mulai diberikan, agar remaja tidak mencari
informasi dari orang lain atau dari sumber-sumber yang tidak jelas atau bahkan
keliru sama sekali. Pemberian informasi masalah seksual menjadi penting
terlebih lagi mengingat remaja berada dalam potensi seksual yang aktif, karena
berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan sering tidak
memiliki informasi yang cukup mengenai aktivitas seksual mereka sendiri
(Handbook of Adolecent psychology, 1980). Tentu saja hal tersebut akan sangat
berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki pengetahuan dan
informasi yang tepat. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar remaja kita tidak
mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan, seringkali remaja
sangat tidak matang untuk melakukan hubungan seksual terlebih lagi jika harus
menanggung resiko dari hubungan seksual tersebut.
Karena meningkatnya minat remaja
pada masalah seksual dan sedang berada dalam potensi seksual yang aktif, maka
remaja berusaha mencari berbagai informasi mengenai hal tersebut. Dari sumber
informasi yang berhasil mereka dapatkan, pada umumnya hanya sedikit remaja yang
mendapatkan seluk beluk seksual dari orang tuanya. Oleh karena itu remaja
mencari atau mendapatkan dari berbagai sumber informasi yang mungkin dapat
diperoleh, misalnya seperti di sekolah atau perguruan tinggi, membahas dengan
teman-teman, buku-buku tentang seks, media massa atau internet.
Memasuki Milenium baru ini sudah
selayaknya bila orang tua dan kaum pendidik bersikap lebih tanggap dalam
menjaga dan mendidik anak dan remaja agar ekstra berhati-hati terhadap
gejala-gejala sosial, terutama yang berkaitan dengan masalah seksual, yang
berlangsung saat ini. Seiring perkembangan yang terjadi sudah saatnya pemberian
penerangan dan pengetahuan masalah seksualitas pada anak dan remaja
ditingkatkan. Pandangan sebagian besar masyarakat yang menganggap seksualitas
merupakan suatu hal yang alamiah, yang nantinya akan diketahui dengan
sendirinya setelah mereka menikah sehingga dianggap suatu hal tabu untuk
dibicarakan secara terbuka, nampaknya secara perlahan-lahan harus diubah. Sudah
saatnya pandangan semacam ini harus diluruskan agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan dan membahayakan bagi anak dan remaja sebagai generasi penerus
bangsa. Remaja yang hamil di luar nikah, aborsi, penyakit kelamin, dll, adalah
contoh dari beberapa kenyataan pahit yang sering terjadi pada remaja sebagai
akibat pemahaman yang keliru mengenai seksualitas.
Dewasa ini kita sering mendengar
istilah pendidikan seks baik melalui koran, majalah, radio, maupun televisi.
Mungkin karena banyaknya pendapat mengenai seks itu, membuat pengertiannya
menjadi semakin kabur, mungkin juga tambah simpang siur. Lebih lanjut penyusun
akan menyampaikan tentang pendidikan seksual bagi remaja dalam makalah ini.
B. RUMUSAN
MASALAH
Masalah-masalah
yang di hadapi antara lain adalah:
1.
Perubahan jasmani yang
begitu cepat mengakibatkan kegoncangan bagi remaja, karena pertumbuhan
menyebabkan remaja itu mulai menyukai lawan jenis.
2.
Masalah hubungan dengan
orang banyak, banyak orang tua yang mengekang anak-anaknya untuk berbuat dan
melakukan sesuatu sehingga dalam hal ini remaja mengalami konflik dengan orang
tua.
3.
Kenakalan remaja disebabkan oleh 2 faktor
pertama, faktor intern yang berasal dari diri pribadi dan atas kemauan remaja
sendiri untuk berbuat sesuatu yang mereka inginkan dan tanpa paksaan dari orang
lain.Kedua, faktor ekstern yang bisa timbul karena pengaruh lingkungan dan
pergaulan yang salah. Contoh bentuk-bentuk kenakalan remaja antara lain adalah
seks bebas, penyalahgunaan narkotik, pelacuran dan tawuran.
C. TUJUAN
Tujuan pendidikan seks di ajarkan
bagi remaja yaitu sebagai berikut:
1.
Memberikan
pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan proses kematangan
emosional yang berkaitan dengan masalah seksual pada remaja.
2.
Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan
dengan perkembangan dan penyesuaian seksual (peran, tuntutan dan tanggungjawab)
3.
Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai
moral yang esensial untuk memberikan dasar yang rasional dalam membuat
keputusan berhubungan dengan perilaku seksual.
4.
Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan
penyimpangan seksual agar individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi
yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya.
5.
Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan
terhadap seksual yang tidak rasional dan eksplorasi seks yang berlebihan.
6.
Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat
membuat individu melakukan aktivitas seksual secara efektif dan kreatif dalam
berbagai peran, misalnya sebagai istri atau suami, orangtua, anggota
masyarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Promosi Kesehatan
A.
Pengertian
Promosi kesehatan menurut WHO adalah
suatu proses yang memungkinkan individu untuk meningkatkan kontrol dan
mengembangkan kesehatan mereka.
Promosi kesehatan (pender, 1996) adalah
pemberian motivasi untuk mencegah timbulnya penyakit, deteksi dini, menjaga
keseimbangan fungsi tubuh dengan membatasi adanya penyakit.Selama 20 tahun
terakhir, ada beberapa perbedaan pendapat tentang cara yang terbaik untuk
promosi kesehatan. Promosi kesehatan tradisional, dibuat untuk merubah perilaku
individu kearah gaya hidup yang lebih sehat dengan cara individu merasa nyaman dengan
lingkungannya (Gillies, 1998)
B. Tujuan
C. Sasaran
Sasaran
Promosi Kesehatan tentang Seks Edukasi ini adalah
1) Remaja
cowok maupun cewek
2) Para
orang tua
D. Media
Media yang kami gunakan untuk
promosi kesehatan tenteg pendidikan seks ini adalah
1)
Leaflet
2)
Laptop
3)
Lcd
2. Pendidikan Seks Remaja
A.
Pengertian Remaja
Remaja atau “Adolescence”, berasal dari
bahasa latin “Adolescere” yang berarti tumbuh kea rah kematangan. Kematangan
yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja tetapi juga kematangan social
dan psikologis. Batas usia remaja menurut WHO adalah 12-24 tahun. Menurut
Depkes R.I anatara 10-19 tahun dan belum kawin. Menurut BKKBN adalah 10-19
tahun.
Masa remaja adalah masa transisi yang
ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni
antara usia 10-19 trahun adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi
manusia dan sering disebut Masa Pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan
dari masa anak ke masa dewasa.
Berdasarakan sifat atau ciri
perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap, yaitu:
1)
Masa remaja awal (10-12
tahun)
·
Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan
teman sebaya.
·
Tampak dan merasa ingin bebas
·
Tampak dan memang lebih
banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak)
2)
Masa remaja tengah
(13-15 tahun)
·
Tampak dan merasa ingin
mencari idetitas diri
·
Ada keinginan untuk berkencan atau
ketertarikan pada lawan jenis
·
Timbul perasaan cinta
yang mendalam
·
Kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) makin
berkembang
·
Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan seksual
3) Masa remaja akhir (16-
Pada
masa renmaja itu, terjadilah suatu pertumbuhan fisik yang cepat disertai banyak
perubahan, termasuk didalamnya pertumbuhan organ-organ reproduksi atau sehingga
tercapai kematangan yang ditunjukan dengan kemampuan melaksanakan fungsi
reproduksi. Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti munculnya
tanda-yanda sebagai berikut :
1).
Tanda-tanda seks primer
Yang
dimaksud dengan tanda-tanda seks primer adalah organ seks. Pada laki-laki yaitu
gonad (testis). Organ itu terletak didalam skrotum. Pada usia 14 tahun baru
sekitar 10% dari ukuran matang. Setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat
selama 1 atau 2 tahun, kemudian pertumbuhan menurun. Testis berkembang penuh
pada usia 20 atau 21 tahun. Sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ reproduksi
pria matang, lazimnya terjadi mimpi basah, artinya ia bermimpi mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan hubungan seksual,sehingga mengeluarkan sperma.
Semua
organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat kecepatan
antara organ satu dan lainnya berbeda. Berat uterus pada anak usia 11 atau 12
tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram.
Sebagai
tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid. Ini
adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lender dan jaringan sel
yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28
hari. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang masa menopause. Menopause bias
terjadi pada usia sekitar 50an.
2).
Tanda-tanda seks sekunder
a. Pada laki-laki
·
Rambut
Rambut
yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut kemaluan, terjadi sekitar 1
tahun setelah testis dan penis mulai membesar. Ketika rambut kemaluan hampir
selesai tumbuh, maka menyusul rambut ketiak dan rambut di wajah, seperti halnya
kumis dan jambang.
·
Kulit
Kulit
menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori membesar.
·
Kelenjar lemak dan
kelenjar keringat
Kelenjar lemak dibawah kulit menjadi
lebih aktif. Seringkali menyebabkan jerawat karena produksi minyak yang
meningkat. Aktivitas kelenjar keringat juga bertambah, terutama bagian ketiak.
·
Otot
Otot-otot pada tubuh remaja makin
bertambah besar dan kuat. Lebih-lebih bila dilakukan latihan otot, maka akan
tampak member bentuk pada lengan, bahu, dan tungkai kaki.
·
Suara
Seirama dengan tumbuhnya rambut pada
kemaluan, maka terjadi perubahan suara. Mula-mula agak serak, kemudian
volumenya juga meningkat.
·
Benjolan di dada.
Pada usia remaj sekitar 12 samapai 14
tahun muncul benjolan kecil-kecil di sekitar kelenjar susu. Setelah beberapa
minggu besar dan jumlahnya menurun.
b. Pada wanita
·
Rambut.
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh
seperti halnya remaja laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah
pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah
mulai tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus
dan terang warrnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebihkasar, lebih gelap,
dan agak keriting.
·
Pinggul.
Pinggul pun menjadi berkembang, membesar
dan membulat. Hal ini sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan
berkembangnya lemak di bawah kulit.
·
Payudara.
Seiring pinggul membesar maka payudara
juga membesar dan putting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai
pula dengan berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga payudara
menjadi lebih besar dan menjadi lebih bulat.
·
Kulit.
Kulit, seperti halnya laki-laki juga
menjadi lebih kasar,lebih tebal, pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan
laki-laki kulit pada wanita tetap lebih lembut.
·
Kelenjar lemak dan
kelenjar keringat.
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.
Kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.
·
Otot.
Menjelang akhir masa puber, otot semakin
membesar dan kuat akibanya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.
·
Suara
Suara
berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada wanita.
B. Pengertian pendidikan seks
Tampaknya ada dua kata kunci yang harus
kita pahami terlebih dahulu. Pertama, kata “pendidikan” dan Kedua, kata “seks”
itu sendiri. Baru kemudian kita melihat makna kedua kata tersebut seutuhnya.
Menurut kamus, kata “pendidikan” berarti proses perubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan. Sedangkan kata “seks” mempunyai dua pengertian.
Pertama, berarti jenis kelamin dan yang kedua adalah hal ihwal yang berhubungan
dengan alat kelamin, misalnya persetubuhan atau senggama.
Padahal yang desebut pendidikan seks
sebenarnya mempunyai pengertian yang jauh lebih luas, yaitu upaya memberikan
pengetahuan tentang perubahan biologis, psikologis, dan psikososial sebagai
akibat pertumbuhan dan perkembangan manusia. Dengan kata lain, pendidikan seks
pada daasarnya merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan
menanamkan moral, etika serta komitmen agama agar tidak terjadi
“penyalahgunaan” organ reproduksi tersebut. Dengan demikian, pendidikan seks
ini bisa juga disebut pendidikan kehidupan berkeluarga.
Pendidikan Seks terdiri dari dua
segi:
1. pengetahuan secara biologis yang termasuk
dalam pengetahuan alat-alat reproduksi perempuan dan laki-laki, proses
reproduksi yaitu kehamilan dan kelahiran, serta pengetahuan dan pemahaman cara
penularan PMS dan HIV/AIDS.
2. Pengetahuan dengan pendekatan
sosial/psikologis yang membahas soal seks, perkembangan diri, soal kontrasepsi,
mengenal perilaku seksual beresiko dan hak-hak manusia untuk keselamatan kita
serta keputusan untuk melakukan hubungan seks. Menurut World Health
Organisation (Organisasi Kesehatan Dunia), Pendidikan Seks seharusnya tidak
terbatas sampai pengetahuan biologis, tetapi berperan untuk melindungi
kesehatan dan keamanan masyarakat lewat pendidikan.
Saat ini, kekurangan informasi yang
benar tentang masalah seks akan memperkuatkan kemungkinan remaja percaya salah
paham yang diambil dari media massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum remaja
masuk ke kaum beresiko melakukan perilaku berbahaya untuk kesehatannya. Dengan
87.5% remaja perkotaan SMP dan 66.0%
remaja perkotaan SMA.
Ternyata di satu pihak, ruang sekolah
merupakan satu segi masyarakat yang mampu bertindak memberikan Pendidikan Seks
kepada kaum remaja Indonesia dan ruang sekolah merupakan suatu lingkungan yang
memperkenalkan kaum remaja kepada masalah dan ‘bahayanya’ seks, dengan begitu
ruang sekolah mampu melindungi kaum remaja dari resiko ini dengan informasi.
Fakta-fakta ini memperkuatkan kebutuhan remaja untuk menerima Pendidikan Seks
yang mengajar informasi yang benar tentang seks.
C. Perilaku Seksual remaja
Masturbasi
atau onani yaitu suatu kebiasaan buruk berupa manipulasi terhadap alat genital dalam
rangka menyalurkan hasrat seksual untuk pemenuhan kenikmatan yang seringkali
menimbulkan goncangan pribadi dan emosi.
Berpacaran
dengan berbagai perilaku seksual yang ringan seperti sentuhan, pegangan tangan
sampai pada ciuman dan sentuhan-sentuhan seks yang pada dasarnya adalah
keinginan untuk menikmati dan memuaskan dorongan seksual.
D. Faktor-faktor
munculnya permasalahan seksual
1)
Perubahan-perubahan
hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja.
2)
Penyaluran tersebut
tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia perkawinan
3)
Kecenderungan
pelanggaran makin meningkat karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan
melalui media masa yang dengan teknologi yang canggih
4)
Orangtua sendiri, baik
karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukan
pembicaraan mengenai seks dengan anak, menjadikan mereka tidak terbuka pada
anak, bahkan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah ini.
5)
Adanya kecenderungan
yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat, sebagai akibat
berkembangnya peran dan pendidikan wanita, sehingga kedudukan wanita semakin
sejajar dengan pria.
E. Bahaya Seks Bebas
Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh
pengaruh teknologi yang semakin modern dan bisa juga disebabkan oleh berbagai faktor
yaitu faktor intern yang berasal dari dalam diri sendiri dan faktor ekstern
yang bisa berasal dari pengaruh lingkungan. Bahaya-bahaya seks bebas dikalangan
remaja antara lain adalah:
1) Beberapa
penyakit yang siap mendatangi seperti, herpes, HIV Aids, Raja singa, dan
penyakit lainnya. Penyakit ini tentu sudah diketahui sangat membahayakan dan
sampai sekarang masih belum ada obatnya.
2) Hamil
di luar pernikahan akan menimbulkan permasalahan baru, apabila anda masih
kuliah atau sekolah tentu saja orang tua anda akan sangat kesal kepada anda.
Dan anda pun takut untuk jujur kepada orang tua anda dan pasangan anda,
akhirnya anda memutuskan untuk melakukan dosa baru yaitu aborsi ataupun bunuh
diri.
3) Apabila
anda menikah di usia muda, permasalahan yang belum siap anda hadapi akan
datang, seperti masalah keuangan, masalah kebiasaan, masalah anak.
4) Nama
baik keluarga akan tercoreng oleh sikap anda. Keluarga anda akan menghadapi
masalah yang anda buat apabila anda mendapatkan efek buruk dari seks bebas ini.
5) Apabila
anda hamil dan pasangan anda tidak mau bertanggung jawab, apa yang akan anda
lakukan?. Akan banyak pikiran buruk yang akan mengganggu anda. Seperti ingin
bunuh diri, berpikir tidak rasional yang mengakibatkan gangguan mental atau
gila.
F. Penyakit Akibat Seks Bebas
Berikut
ini 10 penyakit beberapa yang paling umum akibat seks bebas :
1) Herpes
Genital. Hampir 31 juta orang Amerika, satu per enam jumlah penduduk
Amerika-pernah menderita herpes genital. Herpes, yang disebabkan oleh virus
herpes simplex tipe 2, adalah infeksi seumur hidup yang menyebabkan lecet-lecet
pada alat kelamin yang biasanya datang dan pergi.
2) Sifilis (Penyakit Raja Singa). Juga dikenal
dengan nama Great Imitator karena gejala-gejala awalnya mirip dengan
gejala-gejala sejumlah penyakit lain. Sifilis sering dimulai dengan lecetyang
tidak terasa sakit pada penis atau bagian kemaluan lain dan berkembang dalam
tiga tahap yang dapat berlangsung lebih dari 30 tahun.
3) Gonore
(Kencing Nanah). Penyakit ini telah dikenal sejak dahulu, menyerang sekitar 1,5
juta orang Amerika, baik pria maupun wanita, setiap tahun. Meskipun sering
tanpa gejala, infeksi bakteri ini dapat menyebabkan rasa sakit saat buang air
kecil dan mengeluarkan nanah setelah dua hingga sepuluh hari. Kalau tidak
diobati, penyakit ini dapat berkembang menjadi artritis, lepuh-lepuh pada
kulit, dan infeksi pada jantung atau otak. Gonore dapat disembuhkan dengan
antibiotika.
4) Klamidia.
Kondisi ini mempunyai gejala mirip gonore, walaupun bisa juga muncul tanpa
gejala. Di Amerika, klamidia termasuk penyakit yang paling mudah diobati,
tetapi mudah juga menginfeksi, yaitu sekitar 4 juta orang setiap tahun.
Penyakit ini dapat menyebabkan artritis parah dan kemandulan pada pria. Seperti
sifilis dan gonore, penderitanya dapat disembuhkan dengan antibiotika.
5) Jengger
Ayam atau Kutil di kelamin (Genital wart). Di Amerika, kasus kutil pada alat
kelamin ini mencapai 1 juta setiap tahunnya. STD ini disebabkan oleh sejenis
virus papiloma, yang terkait dengan kanker penis serta anus. Obatnya tidak ada,
walaupun kutil yang terjadi dapat dihilangkan melalui operasi atau dibakar,
atau dibekukan. Akan tetapi setelah itu gejala yang sama dapat datang kembali.
6) Hepatitis B. Penyakit ini dapat berlanjut ke
sirosis hati atau kanker hati. Setiap tahun kasus yang dilaporkan mencapai
200.000, walaupun ini satu-satunya STD yang dapat dicegah melalui vaksinasi.
7) Kanker
prostat. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Karin Rosenblatt dari
University of Illinois, diketahui bahwa dari 753 pria yang disurvei, terdapat
hubungan antara kanker prostat dan banyaknya berhubungan seksual dengan
beberapa orang. Pria yang sering melakukan seks dengan banyak wanita berisiko 2
kali lipat terkena kanker prostat.
8) Kanker
Serviks (leher rahim). Hampir 95 persen kanker serviks disebabkan oleh Human
Papiloma Virus (HPV), dan 33 persen wanita dilaporkan punya virus tersebut,yang
menyebabkan adanya sakit di leher rahim. Virus ini bisa menular lewat hubungan
seksual, dan laki-laki pun bisa tertular oleh virus ini.
9) HIV/AIDS.
Pertama kali ditemukan pada tahun 1984. AIDS adalah penyakit penyebab kematian
ke-6 di dunia, baik bagi wanita maupun pria. Virusyang menyerang kekebalan
tubuh ini bisa menular melalui darah dan sperma pada saat berhubungan seksual.
Hingga kini vaksinnya masih dikembangkan namun belum terbukti ampuh mencegah
penularannya.
10) Trichomoniasis.
Bisa menyebabkan daerah di sekitar vagina menjadi berbuih atau berbusa. Ada
juga yang tidak mengalami gejala apapun. Penyakit ini bisa menyebabkan bayi
terlahir prematur jika sang ibu menderita penyakit ini saat hamil.
Sangat penting mengetahui bahwa hubungan
seksual bukan hanya sekedar hubungan intim. Kontak seksual seperti ciuman, oral
seks dan penggunaan alat bantu seks seperti vibrator juga berisiko menularkan
virus.
G. Cara untuk mencegah prilaku seks bebas pada
remaja:
1). Adanya kasih sayang, perhatian dari
orang tua dalam hal apapun serta pengawasan yang tidak bersifat mengekang.
2). Pengawasan yang perlu dan intensif
terhadap media komunikasi.
3). Menambah kegiatan yang positif
di luar sekolah, misalnya kegiatan olahraga.
4) Perlu dikembangkan model pembinaan
remaja yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi.
5). Perlu adanya sikap tegas dari pemerintah dalam
mengambil tindakan terhadap pelaku seks bebas.
3.
Sasaran
Pendidikan seks
|
Primer
|
Sekunder
|
Tersier
|
Progam Kerja
|
Karang Roto
|
Remaja
Orang tua
|
Orang tua
Guru
Kepala sekolah
Ketua RT
|
Kepala sekolah
|
1.
Memberikan pengertian
yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan proses kematangan emosional
yang berkaitan dengan masalah seksual pada remaja.
2.
Mengurangi ketakutan dan
kecemasan sehubungan dengan perkembangan dan penyesuaian seksual (peran,
tuntutan dan tanggungjawab)
3.
Memberikan pengertian
mengenai kebutuhan nilai moral yang esensial untuk memberikan dasar yang
rasional dalam membuat keputusan berhubungan dengan perilaku seksual.
4.
Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual
agar individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat
mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya.
5.
Untuk mengurangi prostitusi,
ketakutan terhadap seksual yang tidak rasional dan eksplorasi seks yang
berlebihan.
6.
Memberikan pengertian dan
kondisi yang dapat membuat individu melakukan aktivitas seksual secara
efektif dan kreatif dalam berbagai peran, misalnya sebagai istri
|
4.
Satua SATUAN ACARA PENYULUHAN
Mata kuliah
: Promosi Kesehatan
Kode mata kuliah :
SKS
: 2 SKS
Waktu pertemuan :
Pertemuan ke
:
•
Tujuan
•
Tujuan instruksional umum
Setelah menyelesaikan perkuliahan ini,
diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami konsep, prinsip dan lingkup
promosi kesehatan
•
Tujuan instruksional khusus
•
Menjelaskan pengertian promosi
kesehatan
•
Menjelaskan tujuan promosi kesehatan
•
Menjelaskan sasaran promosi
kesehatan
•
Menjelaskan Prinsp-prinsip promosi
kesehatan
•
Menjelaskan Media promosi kesehatan
•
Menjelaskan Sejarah promosi
kesehatan
•
Menjelaskan lingkup promosi
kesehatan dalam praktik kebidanan menurut sasarannya bayi, anak balita, remaja,
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, PUS/WUS, klimakterium
•
Pokok bahasan
•
Konsep dan prinsip promosi kesehatan
•
Lingkup promosi kesehatan dalam
praktik kebidanan menurut sasarannya
•
Sub pokok bahasan
Konsep dan prinsip promosi kesehatan
•
Pengertian promosi kesehatan
remaja
•
Tujuan promosi kesehatan
Sex education
•
Sasaran promosi kesehatan
Remaja SMA
•
Media promosi kesehatan
Leaflet &
ppt
•
Sejarah promosi kesehatan
Lingkup
promosi kesehatan dalam praktik kebidanan menurut sasarannya
PROMOSI KESEHATAN PADA
REMAJA
Promosi kesehatan menurut WHO adalah suatu proses yang memungkinkan
individu untuk meningkatkan kontrol dan mengembangkan kesehatan mereka.
Promosi kesehatan (Pender, 1996) adalah pemberian motivasi untuk
meningkatkan kesehatan individu dan mewujudkan potensi kesehatan individu.
Sedangkan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I yang diadakan di Ottawa, Kanada, menghasilkan sebuah kesepakatan yang dikenal
sebagai Piagam Ottawa. Dalam piagam ini tertera strategi dalam meningkatkan kontrol masyarakat
terhadap kesehatan diri mereka sendiri. Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni
membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal.
Promosi kesehatan (pender, 1996) adalah pemberian motivasi untuk mencegah
timbulnya penyakit, deteksi dini, menjaga keseimbangan fungsi tubuh dengan
membatasi adanya penyakit.
Selama 20 tahun terakhir, ada beberapa perbedaan pendapat tentang cara yang
terbaik untuk promosi kesehatan. Promosi kesehatan tradisional, dibuat untuk
merubah perilaku individu kearah gaya hidup yang lebih sehat dengan cara
individu merasa nyaman dengan lingkungannya (Gillies, 1998)
Promosi kesehatan menggunakan pendekatan pada klien sebagai pusat dalam
pemberian pelayanan dan membantu mereka untuk membuat pilihan dan keputusan.
Istilah “promosi kesehatan” merupakan suatu payung dan digunakan untuk menggambarkan suatu rentang aktivitas yang mencakup pendidikan kesehatan dan pencegahan penyakit (Gillies,
Istilah “promosi kesehatan” merupakan suatu payung dan digunakan untuk menggambarkan suatu rentang aktivitas yang mencakup pendidikan kesehatan dan pencegahan penyakit (Gillies,
Ada tiga tingkatan dari pendidikan kesehatan menurut Gillies:
Primary Health education, tujuannya tidak hanya mencegah perubahan kesehatan tetapi juga meningkatkan kualitas kesehatan, dengan demikian kualitas hidup, nutrisi, kontrasepsi dan hubungan seksual secara aman, dan pencegahan kecelakaan dengan menggunakan helm. Secondary health education, tujuannya adalah untuk membantu individu dengan masalah kesehatan yang reversible untuk menyesuaikan dengan gaya hidupnya, contohnya tidak melakukan seks bebas pada remaja. Tertiary health education, tujuannya untuk membantu individu yang sakit dan tidak sembuh total sehingga mereka dapat melewati hidup dengan sesuai kemampuan yang dimiliki.
Primary Health education, tujuannya tidak hanya mencegah perubahan kesehatan tetapi juga meningkatkan kualitas kesehatan, dengan demikian kualitas hidup, nutrisi, kontrasepsi dan hubungan seksual secara aman, dan pencegahan kecelakaan dengan menggunakan helm. Secondary health education, tujuannya adalah untuk membantu individu dengan masalah kesehatan yang reversible untuk menyesuaikan dengan gaya hidupnya, contohnya tidak melakukan seks bebas pada remaja. Tertiary health education, tujuannya untuk membantu individu yang sakit dan tidak sembuh total sehingga mereka dapat melewati hidup dengan sesuai kemampuan yang dimiliki.
Contohnya anak yang menderita HIV, PMS, ABORSI di kalangan remaja.
Kegiatan Belajar mengajar
Tahap
|
Kegiatan pengajar
|
Kegiatan Mahasiswa
|
Alat & Media
|
Pendahuluan
|
• Mengucap salam
• Melakukan kontrak belajar
• Menjelaskan cakupan materi yang
akan diajarkan
• Menggali pengetahuan mahasiswa
dengan tujuan pembelajaran
• Melakukan apersepsi tentang materi
yang akan disampaikan
•
Menjelaskan refalensi tujuan pembelajaran dengan konsep
dan prinsip promosi kesehatan serta lingkup promosi kesehatan dalam praktik
kebidanan menurut sasarannya
|
• Menjawab salam
• Mahasiswa sepakat sesuai hasil
kontrak
• Mahasiswa memahami cakupan materi
yang akan disampaikan
• Mahasisawa memahami tujuan
pembelajaran dalam pertemuan ini
• Mahasiswa mengungkapkan hal-hal
yang diketahui tentang konsep dan prinsip promosi kesehatan serta lingkup
promosi kesehatan dalam praktik kebidanan menurut sasarannya
•
Mahasiswa memahami revalensi pembelajaran dengan konsep
dan prinsip promosi kesehatan serta lingkup promosi kesehatan dalam praktik
kebidanan menurut sasarannya
|
LCD,
Laptop, TOA
|
Penyajian
|
• Menjelaskan tentang konsep dan
prinsip promosi kesehatan : pengertian,tujuan, sasaran, prinsip-prinsip, media,
sejarah serta lingkup promosi kesehatan dalam praktik kebidanan menurut
sasarannya
• Menggali pengetahuan mahasiswa
tentang konsep dan prinsip promosi kesehatan : pengertian,tujuan, sasaran,
prinsip-prinsip, media, sejarah serta lingkup promosi kesehatan dalam praktik
kebidanan menurut sasarannya
• Meminta tanggapan kepada mahasiswa
lain tentang konsep dan prinsip promosi kesehatan : pengertian,tujuan,
sasaran, prinsip-prinsip, media, sejarah serta lingkup promosi kesehatan
dalam praktik kebidanan menurut sasarannya
•
Memberikan pennguatan
atas jawaban mahasiswa
|
• Mahasiswa dapat memahami konsep
dan prinsip promosi kesehatan : pengertian,tujuan, sasaran, prinsip-prinsip,
media, sejarah serta lingkup promosi kesehatan dalam praktik kebidanan
menurut sasarannya
• Mahasiswa dapat mengungkapkan
hal-hal yanng diketahui tentang konsep dan prinsip promosi kesehatan :
pengertian,tujuan, sasaran, prinsip-prinsip, media, sejarah serta lingkup
promosi kesehatan dalam praktik kebidanan menurut sasarannya
• Mahasiswa lain dapat memberika
tanggapan tentang konsep dan prinsip promosi kesehatan : pengertian,tujuan,
sasaran, prinsip-prinsip, media, sejarah serta lingkup promosi kesehatan
dalam praktik kebidanan menurut sasarannya
•
Mahasiswa mendapatkan reinforcement dari jawaban yang
diungkapkan
|
LCD,
Laptop, TOA
|
Penutup
|
• Melakukan evaluasi dari
pembelajaran yang telah disampaikan
• Bersama mahasiswa menyimpulkan
materi dari pembelajaran yang telah disampaikan
• Menginformasikan kepada mahasiswa
tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya
•
Memberikan salam penutup
|
• Mahasiswa dapat menjelaskan
kembali konsep dan prinsip promosi kesehatan : pengertian,tujuan, sasaran,
prinsip-prinsip, media, sejarah serta lingkup promosi kesehatan dalam praktik
kebidanan menurut sasarannya
• Mahasiswa mendapatkan kesimpulan
dari materi ini
• Mahasiswa mengetahui materi yang
akan disampaikan pada pertemuan berikkutnya
•
Menjawab salam penutup
|
LCD,
Laptop, TOA
|
•
Referensi
•
Dunkle. 2002. Health promotion in midwifery Practise Ballivere
tindall. London
•
Promosi kesehatan, Depkes (Direktur promosi kesehatan dirjen
kesehatan masyarakat) Jakarta. 2000
•
Praticia Webb. 1994. Health Promotion and patient Education,
Chapma & Hall, London
A.
DATA
EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi : suatu studi tentang
kejadian di masyarakat.
LAST (1988)Ilmu tentang distribusi dan determinan
–determinan dari keadaan atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan di
dalam populasi tertentu, serta penerapannya untuk mengendalikan masalah‐masalah
kesehatan.
EPIDEMIOLOGI
THE STUDY OF THE DISTRIBUTION AND DETERMINANTS OF
HEALTH-RELATED STATES OR EVENTS IN SPECIFIED POPULATIONS, AND THE APPLICATION
OF THIS STUDY TO CONTROL OF HEALTH PROBLEMS (Last, 1988)
Ilmu
tentang distribusi dan determinan-determinan dari keadaan atau kejadian yang
berhubungan dengan kesehatan di dalam populasi tertentu, serta penerapan dari
ilmu ini guna mengendalikan masalah-masalah kesehatan
Grafik
seks bebas pada remaja di daerah
B.
DATA
DEMOGRAFI
a. Pengertian
Demografi berasal dari
Bahasa Yunani
Demos : Rakyat
Grafein : Menulis
Demografi : Tulisan tulisan tentang rakyat/penduduk ( ilmu
kependudukan)
Menurut
Donald J Boque :
Ilmu yang mempelajari secara statistik dan
matematik tentang besar, komposisi
dan distribusi penduduk beserta perubahannya
sepanjang masa, melalui bekerjanya
lima komponen demografi yaitu kelahiran
(fertilitas), kematian (mortalitas),
perkawinan, migrasi dan
mobilitas sosial.
Demografi
adalah studi tentang interaksi tingkat perkembangan dari 3 komponen
(kelahiran,
kematian dan migrasi) dan studi tentang dampak dari perubahan komposisi
dan
perkembangan dari penduduk (Hawthorn,1970).
Demografi
adalah ilmu statistik dan matematika yang mempelajari ukuran, komposisi dan
persebaran penduduk serta perubahannya pada suatu kurun waktu melalui proses
fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi serta perubahan penduduk (Boque:
1969)
b. Variabel utama demografi:
1) Kelahiran (natalitas)
2) Kematian (death/mortalitas)
3) Migrasi (perpindahan)
Ketiga Variabel ini akan mempengaruhi keadaan dan komposisi penduduk
(umur dan
jenis kelamin)
c. Ruang Lingkup :
1) Kuantitatif dan kualitatif
2) Unsur-unsur demografi
3) Teknik menghitung data kependudukan
4) Data demografi, pengukuran, teknik dan analisa serta konsekuensi
5) Interdisciplinary science (ekonomi, geografi, psychologi, politik dsb)
d. Tujuan :
1) Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam satu daerah
tertentu
2) Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan penyebarannya
3) Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan
bermacam aspek-aspek sosial
4) Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa datang dan kemungkinan
konsekuensinya.
e. Sumber data kependudukan
a. Sensus Penduduk (SP).
Indonesia telah
melakukan sesus pada tahun ’71, ’80, ’90, dan 2000 (SP71,
SP80, SP90, dan
SP2000)
b. Survey
penduduk, yaitu diataranya :
-SUPAS (Survei
Penduduk Antar Sensus) pada tahun 1985 dan 1995.
-Susenas (Survei
Sosial Ekonomi Nasional)
-SKRT (Survei
Kesehatan Rumah Tangga)
-SDKI (Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia)
c. Registrasi
Penduduk, misalnya : Akte Kelahiran, Akta Nikah, Pembuatan KTP.
Seiring dengan
waktu untuk mengetahui keadaan penduduk mengalami perubahan.
Info kependudukan
berkaitan dengan keakuratan data, data kependudukan yang
tidak akurat
menyebabkan informasi yang dihasilkan salah. Padahal data tersebut
digunakan sebagai
perencanaan pembangunan.
F. Dinamika
penduduk :
Dinamika penduduk
akan melahirkan push and pull theory, yaitu Pertumbuhan
penduduk merupakan
keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang
menambah dan
mengurangi
Kekuatan menambah
(dorong/push) : kelahiran, imigrasi
Kekuatan
mengurangi (tarik/pull) : kematian, emigrasi
G. Laju pertumbuhan penduduk
C.
DATA
GEOGRAFI
n Acara Penyuluhan (SAP)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan seksual adalah suatu
informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar, yang
meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku
seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan
kemasyarakatan.
Tujuan pendidikan seksual adalah untuk
membentuk suatu sikap emosional yang sehat terhadap masalah seksual dan
membimbing anak dan remaja ke arah hidup dewasa yang sehat dan bertanggung
jawab terhadap kehidupan seksualnya. Hal ini dimaksudkan agar mereka tidak
menganggap seks itu suatu yang menjijikan dan kotor. Tetapi lebih sebagai
bawaan manusia, yang merupakan anugrah Tuhan dan berfungsi penting untuk
kelanggengan kehidupan manusia, dan supaya anak-anak itu bisa belajar
menghargai kemampuan seksualnya dan hanya menyalurkan dorongan tersebut untuk
tujuan tertentu (yang baik) dan pada waktu yang tertentu saja.
Cara pemberian materi mengenai pendidikan seks
kepada remaja ini lebih banyak dilakukan oleh orangtua dari setiap remaja,
sebab orangtualah yang mengetahui betul bagaimana sifat, sikap, dan
perkembangan anaknya.Untuk memberikan materi mengenai hal ini, orangtua harus
pandai-pandai mencari peluang dalam setiap pembicaraan dengan anaknya.
B. SARAN
1) Fokus utamanya Pendidikan Seks adalah pendidikan
dan pengetahuan daripada seks. Pendidikan Seks mampu
menyelamatkan kaum remaja dari keadaan yang tidak sehat atau berbahaya untuk
kesehatannya. Seharusnya Pendidikan Seks tidak dianggap tabu dan tidak ditutu-
tutupi lagi.
2) Sebagai suatu cabang, masyarakat yang mampu
sebagian besar penduduk kaum muda, ruang sekolah seharusnya mengambil peran
utama untuk memberi Pendidikan Seks ini.
3) Sebaiknya pemerintah bertindak
mengembangkan program Pendidikan Seks dengan bahan-bahan resmi untuk disediakan
setiap sekolah. Lebih banyak dana seharusnya diberikan dibidang Pendidikan,
untuk menyakinkan setiap siswa mengalami kesempatan untuk mengakses informasi
yang dibutuhkan. Program Pendidikan Seks seharusnya mencapai keseimbangan
antara pengetahuan lengkap dan norma-norma kebudayaan dan agama Indonesia.