JANTUNG
Jantung adalah salah satu organ vital tubuh yang berfungsi untuk memompa darah bersih ke seluruh tubuh dan darah kotor ke paru-paru.
Jika terjadi gangguan pada jantung maka fungsi pemompaan darah akan terganggu bahkan bisa berakibat pada kematian.
a. Aritmia
Aritmia
didefinisikan sebagai kelainan elektrofisiologi jantung dan terutama
kelainan system konduksi jantung. Aritmia adalah gangguan pembentukan
dan/atau penghantaran impuls.
Gejala – gejala aritmia adalah :
Apa yang menyebabkan aritmia?
· Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis karena infeksi).
· Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
· Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin, dan obat-obat anti aritmia lainnya.
· Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia).
· Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan irama jantung.
· Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
· Gangguan metabolic (asidosis, alkalosis).
· Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).
· Gangguan irama jantung akibat gagal jantung.
· Gangguan irama jantung karena karmiopati atau tumor jantung.
· Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis system konduksi jantung).
Pada
prinsipnya tujuan terapi aritmia adalah (1) mengembalikan irama jantung
yang normal (rhythm control), (2) menurunkan frekuensi denyut jantung
(rate control), dan (3) mencegah terbentuknya bekuan darah.
Obat yang dapat dipakai diklasifikasikan oleh Vaughan Williams adalah :
• Klas 1: Golongan Penyekat Na
– Ia : Quinidin, Procainamid,Disopyramid
– Ib : Lidocain, Mexiletin, Phenitoin
– Ic : Propafenon, Flecainamid.
• Klas II: Gol Penyekat Beta à Propanolol, Bisoprolol
• Klas III: Gol. Obat yang memperpanjang Pot. Aksi dan Repolarisasi ( Paling Aman) àAmiodaron, Sotalol, Bretilium
• Klas IV:Gol.Ca – Antagonis àVerapamil,Diltiazem
b. Gagal Jantung Kongestif
Merupakan
gejala klinis yang disebabkan oleh pompa yang lemah" tidak dapat
memenuhi keperluan terus-menerus dari tubuh akan oksigen dan zat
nutrisi. ketidakmampuan jantung dalam memompa darah dalam jumlah yang
cukup bagi kebutuhan metabolisme tubuh. Sebagai akibat dari :
· dinding jantung merentang untuk menahan lebih banyak darah
· dinding otot jantung menebal untuk memompa lebih kuat
· ginjal menyebabkan tubuh menahan cairan dan sodium. Ini menambah jumlah darah yang beredar melalui jantung dan pembuluh darah.
· Tubuh
anda mencoba untuk berkompensasi dengan melepaskan hormon yang membuat
jantung bekerja lebih keras. Dengan berlalunya waktu, mekanisme
pengganti ini gagal dan gejala-gejala gagal jantung mulai timbul.
Seperti gelang karet yang direntang berlebihan, maka kemampuan jantung
untuk merentang dan mengerut kembali akan berkurang. Otot jantung
menjadi terentang secara berlebihan dan tidak dapat memompa darah secara
efisien.
Gejala :
Gejala
utama yang timbul bervariasi antar beberapa orang. Gejala yang sering
muncul adalah sesak napas (terutama ketika beraktivitas) dan kelelahan
yang menyebabkan gangguan pada aktivitas fisik yang sedang dijalani.
Penanganan Gagal Jantung Kongestif :
- Diuretic
- Angiotensin Reseptor Blocker
- Digoxin
- Penyekat Beta à Propanolol, Bisoprolol
c. Angina
Angina
adalah nyeri dada atau ketidaknyamanan yang terjadi ketika tidak cukup
darah yang kaya oksigen mengalir ke otot jantung. Rasa sakit juga dapat
terjadi di bahu, lengan, leher, rahang, atau punggung. Kondisi berawal
dari kondisi di mana terdapat plak (plak) yang terbentuk di dalam
pembuluh darah jantung. Sedangkan pembuluh darah jantung berfungsi
menyuplai darah otot jantung dengan darah yang kaya mengandung oksigen.
Dengan adanya plak, maka arteri koroner menyempit sehingga aliran darah
ke otot jantung akan berkurang. Akibatnya suplai oksigen juga akan
berkurang. Jika aliran darah ke jantung benar-benar diblokir. Keadaan
ini yang disebut dengan angina atau serangan jantung. Tanpa perawatan
cepat, serangan jantung dapat mengakibatkan masalah serius dan bahkan
kematian.
· Angina
stabil : Tipe angina yang ditimbulkan oleh ketidak-seimbangan antara
keperluan jantung akan darah beroksigen dan jumlah yang tersedia.
"Stabil", berarti aktivitas yang sama menimbulkannya; terasa sama setiap
kali; dan reda dengan istirahat dan/atau obat minum. Angina stabil
adalah tanda peringatan penyakit jantung, dan harus dievaluasi oleh
dokter. Jika pola angina berubah, maka dapat meningkat menjadi angina
tak-stabil.
· Angina
tak stabil : Tipe angina ini dianggap sindrom koroner akut. Mungkin
merupakan gejala baru atau perubahan dari angina stabil. Angina mungkin
muncul lebih sering, lebih mudah muncul saat istirahat, terasa lebih
parah, atau berlangsung lebih lama.Meskipun angina ini sering dapat
diredakan dengan obat minum, tetapi bersifat tak stabil dan mungkin
meningkat menjadi seragan jantung. Biasanya dibutuhkan pengobatan medis
yang lebih mendalam, atau suatu prosedur perlu dilakukan. Angina
tak-stabil merupakan sindrom koroner akut, dan harus diobati sebagai
gawat-darurat.
· Angina
varian (kejang koroner) : Arteri koroner bisa menjadi kejang, yang
mengganggu aliran darah ke otot jantung (iskemia). Ini terjadi pada
orang tanpa penyakit arteri koroner yang signifikan, Namun, dua per tiga
dari orang dengan angina varian mempunyai penyakit parah dalam paling
sedikit satu pembuluh, dan kekejangan terjadi pada tempat penyumbatan.
Tipe angina ini tidak umum dan hampir selalu terjadi bila seorang
beristirahat - sewaktu tidur. Anda mempunyai risiko meningkat untuk
kejang koroner jika Anda mempunyai: penyakit arteri koroner yang
mendasari, merokok, atau menggunakan obat perangsang atau obat terlarang
(seperti kokain). Jika kejang arteri menjadi parah dan terjadi untuk
jangka waktu panjang, serangan jantung bisa terjadi.
Gejala :
Nyeri dada
Penanganan angina :
- Terapi non farmakologi
Mengatur pola hidup dengan cara mengurangi kebiasaan merokok,
- Terapi farmakologi
1. Penyekat Beta à Propanolol, Bisoprolol
2. Nitrat à ISDN, Nitrogliserin (NTG),
3. Calsium Chanel Antagonis à verapamil, diltiazem
4. Antiplatelet à aspirin, tiklopidin, klopidogrel, warfarin